Tunisia: Tolak Hillary Clinton, Dukung Penegakkan Khilafah!

Syabab.Com - Bukan hanya di Mesir, AS berupaya melakukan pembajakan atas keberaniaan rakyat yang telah menurunkan para penguasa diktator yang didukung AS. Tunisia sebagai negeri inspirator awal penggulingan para penguasa diktator, di mana sejak pertama kali seruan Khilafah bergema, dibajak AS. Tetapi rakyat, tidak tinggal diam. Mereka menolak kedatangan para pejabat negara penjajah tersebut.
Click to open image!Click to open image!Kerumunan warga Tunisia, termasuk para pendukung kelompok Islam Hizbut Tahrir, berpawai melewati kota Tunis pusat Kamis, 17/03/2011, untuk memprotes kunjungan Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton.

Aksi protes tersebut merupakan yang ketiga dalam tiga hari untuk memprotes kedatangan Hillary Clinton, yang sebelumnya Kamis telah mengadakan pembicaraan dengan presiden sementara Fuoed Mebaza, yang menggantikan Zine El Abidin Ben Ali.

Kaum Muslim pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel, "Hillary Clinton, anda tidak disambut baik, keluar", "Tidak ada kolonialisasi setelah revolusi" atau "Tidak untuk pengawasan AS di wilayah Islam".

Mereka memperingatkan terhadap campur tangan AS di negara tetangganya Libya yang sedang dilanda aksi penggulingan rezim.

"Ia datang sebelum pemilihan yang akan datang untuk menerapkan strategi AS di Tunisia. Tapi mimpi. Kami telah menurunkan seorang diktator dan kami juga tahu bagaimana melindungi negara kami," kata Naziha Bahri yang berusia 60 tahun.

Sebelumnya, Hillary berjanji untuk membantu Tunisia menciptakan pekerjaan dan melakukan pembaruan guna menjaga momentum di belakang pergolakan yang menggulingkan Ben Ali dua bulan lalu.

Ia menyatakan konferensi donor internasional akan membantu memusatkan pikiran pada kebutuhan Tunisia.

Para pejabat pemerintan baru dan tokoh lain Tunisia mengerti "kita memerlukan rencana untuk pembangunan ekonomi, untuk pekerjaan", kata Hillary Clinton pada wartawan dalam lawatan ke kantor Bulan Sabit Merah Tunisia.

Selain dengan Mebazaa, Hillary juga akan mengadakan pembicaraan dengan Menlu Mouldi Kefi dan perdana menteri sementara Beji Caid Essebsi. Dan kunjungannya akan mencakup pertemuan dengan orang-orang muda yang telah mengambil bagian dalam demonstrasi massa di negara itu.

Demikianlah AS tidak punya rasa malu terus memaksakan dan membajak perjuangan kaum Muslim yang telah berhasil menumbangkan rezim yang selama kekuasaannya didukung AS. Penerimaan para pejabat pasca jatuhnya rezim berkuasa menunjukkan bahwa para penerus rezim itu masih bercengkrama dengan para penjajah.

Seruan Khilafah di bumi Tunisia semakin menunjukkan perjuangan umat terus bergulir hingga suatu saat Khilafah kembali menyatukan seluruh negeri mulai dari Maroko hingga Merauke, dan Moscow hingga Sydney, Insya Allah, tidak akan lama lagi! [m/ant/np/httunisia/syabab.com]