-Libya adalah salah satu negara pengimpor senjata Rusia terbesar di Timur Tengah dan Afrika Utara. Hal ini diamini oleh pusat studi senjata di Libya.
Kontrak terbaru pembelian senjata ke Rusia adalah saat kunjungan Menteri Pertahanan Libya Abu Bakar Younis Jaber ke Moskow pada bulan Januari 2010 lalu. Kontrak pembelian senjata Rusia tersebut senilai 1,8 miliar dolar, termasuk 20 unit pesawat tempur tipe FGF buatan Rusia-India, serta tangki dan rudal pertahanan udara.
Bahkan kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan menaikkan nilai transaksi senilai 2,4 miliar dolar untuk pembelian 20 unit pesawat tempur Sukhoi-35 dan Sukhoi-30MK.
Selain itu, kedua negara juga telah sepakat mengenai rincian paket senjata baru yang diinginkan Libya, termasuk pembelian pesawat angkut militer Rusia, serta izin produksi senapan mesin Kalashnikov Rusia di Libya.
Saat kunjungan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin pada bulan April 2008 silam, Rusia telah membatalkan utang Libya senilai 4,5 miliar dolar yang sebagian besarnya adalah untuk keperluan militer. Namun sebagai gantinya, Rusia mewajibkan kepada Libya agar membeli sebagian besar senjata kepada Rusia.
Pada tahun 2009, Rusia dan Libya juga telah menandatangai sejumlah kontrak senilai miliaran dolar, termasuk di antaranya senilai 70 miliar dolar untuk pemeliharaan dan pengembangan senjata Rusia yang dimiliki oleh militer Libya.
Namun Dewan Keamanan PBB pada tanggal 26 Februari lalu telah mengeluarkan resolusi nomor 1970 yang melarang pasokan senjata ke Libya. Hal ini dimaksudkan untuk menghentikan impor senjata dari Rusia ke Libya.*
Hidayatullah.com-
Post a Comment