JAKARTA,-Maraknya isu gerakan makar oleh kelompok Islam garis keras yang didukung oleh beberapa pensiunan jenderal diharapkan tidak menambah stigma negatif terhadap umat Islam . masyarakat madani dan militer sendiri.
"Saya berharap ini tidak menambah kesalahpahaman dan stigma negatif terhadap Islam. Itu justru harus menjadi bagian komitmen kita memperbaiki bangsa," kata anggota Komisi I DPR Fraksi PKS Hidayat Nurwahid di gedung DPR, Rabu (23/3/2011).
Hidayat menilai wajar saja jika ada kekecewaan rakyat terhadap pemerintah. Namun menurutnya, kekecewaan itu harus tetap dalam koridor negara demokrasi. Menurutnya, sebuah gerakan bisa disebut makar atau mengancam stabilitas negara jika telah melawan hukum dan undang-undang. "Kekecewaan tentu wajar dalam demokrasi. Tapi jangan sampai kekecewaan itu berubah menjadi hal yang menuju makar," katanya.
Sebelumnya, televisi berbasis di Qatar Al Jazeera menurunkan laporan ekslusif mengenai adanya upaya penggulingan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh kelompok Islam garis keras dengan dukungan para jenderal purnawirawan.
Dalam pemberitaan Al Jazeera itu, sejumlah pihak diwawancari. Antara lain, Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS) Haji Chep Hernawan dan Mantan KSAD Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto. Salah satu indikasinya adalah penyerangan terhadap Jemaah Ahamadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten.
Para jenderal menggunakan kelompok Islam garis keras itu untuk menggulingkan SBY. Disebutkan, para purnawirawan itu mendukung penggulingan SBY oleh kelompok Islam dengan cara revolusi. Namun, revolusi yang dimaksud berbeda dengan upaya yang dilakukan oleh kelompok Islam garis keras.
“Kalau mereka berjuang atas nama Islam, kami lewat politik. Kami ingin menyelamatkan negeri, bukan menghancurkannya. Revolusi itu harus damai, bukan berdarah,” ujar Tyasno dalam laporan Al Jazeera yang ditayangkan Selasa, (22/11/2011) itu.
Sebagaimana diketahui, televisi berbasis di Qatar Al Jazeera menurunkan laporan ekslusif mengenai adanya upaya penggulingan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh kelompok Islam garis keras dengan dukungan para jenderal purnawirawan.
Dalam pemberitaan Al Jazeera itu, sejumlah pihak diwawancariAntara lain, Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS) Haji Chep Hernawan dan Mantan KSAD Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto. Salah satu indikasinya adalah penyerangan terhadap Jemaah Ahamadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten. Para jenderal menggunakan kelompok Islam garis keras itu untuk menggulingkan SBY. Disebutkan, para purnawirawan itu mendukung cara-cara penggulingan SBY oleh kelompok Islam dengan cara revolusi. Namun, revolusi yang dimaksud berbeda dengan upaya yang dilakukan oleh kelompok Islam garis keras. RIMANEWS
Post a Comment