Ironis, Kasus HIV/AIDS DKI Berada Di Ranking 3


Jumlah Penderita Nyaris Tembus Angka 4 Ribu



ILUSTRASI, HIV/AIDS
  


Pelaksana Harian (PLH) Komisi Perlin dungan AIDS (KPA) Jakarta Ti­mur HR Kris dianto mengata kan, pada perio de 2010 lalu, ter catat ada 1.121 ka sus HIV dan 182 kasus AIDS terjadi di wila yah nya.
RMOL.
Sungguh ironis, DKI Jakarta saat ini menempati urutan ketiga dalam jumlah penderita HIV/AIDS se-Indonesia, setelah Provinsi Papua dan Bali. Sejak pertama ditemukan pada 1987 hingga Desember 2010, jumlah penderita HIV/AIDS di Jakarta tercatat 3.995 orang.
Berdasarkan hasil pemetaan pada kelompok popula si kunci pada 2009, diketahui ham pir se luruh kecamatan di Ja karta Ti mur, terdapat kasus HIV/AIDS. Bah kan, penularan penya kit itu tidak hanya terjadi pada kelom pok risiko tinggi, tetapi sudah merambah pada lapisan mas yarakat biasa.
Bahkan kasus tersebut tak la gi melihat pada kelompok usia. Ka rena kalangan remaja pun sudah mulai rentan terserang penyakit tersebut.
Mengingat tingginya kasus HIV/AIDS, Krisdianto menya ta kan, timnya terus memberikan pe nyuluhan dan pemahaman ke pada remaja akan bahayanya HIV/AIDS.
Dia berha rap, agar perilaku hi dup bersih dan sehat baik di ling kungan se kolah atau di ma napun bisa terus diting katkan.
Pergaulan remaja yang sudah demikian bebas, ka tanya, patut menjadi perhatian tersendiri bagi para orangtua. “Ki ta terus mem be rikan pemaha man dan penya daran tentang ba haya HIV/AIDS di kalangan pe la jar,” ucap Kris dianto.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Sosial Kan tor Kesejahteraan So sial Ja karta Timur Teguh Ari fi­yanto menyatakan, peran masya rakat, orangtua, guru dan kelu arga sa ngat dibutuhkan dalam perkem ba ngan remaja.
Sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS, lanjutnya, juga harus te rus dilakukan oleh semua kala­ngan, terutama di kalangan pela jar. Sehingga masyarakat dapat memahami dan mampu men­cegah maupun menghindari.
“Pengawasan masyarakat sa ngat diperlukan untuk membe rikan laporan yang informatif pa da aparat penegak hukum,” ujar Teguh.
Sekretaris Komisi Penanggu langan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta Rohana Manggala menjelaskan, dari data 2010, berdasarkan jenis kelamin, 78 persen pengidap HIV/AIDS  adalah laki-laki dan 22 persen perem puan. Sedangkan berda sarkan faktor risiko, 50 persen adalah peng guna narkoba de ngan jarum suntik dan 44 persen ada lah hete ro seksual.
Berdasarkan rentang golongan umur, sebesar 4 persen usia 15-24 tahun, 86 persen usia 25-44 tahun dan 6 persen usia lebih dari 44 tahun.
Menurut Teguh, selama ini ibu rumah tangga (IRT) dianggap bu kan kelompok risiko tinggi ter­tular HIV. Namun, berdasar kan data KPAP DKI per Agustus 2010, jumlah IRT yang terde tek si mengidap HIV/AIDS menca pai 12 persen dari total penderita HIV dan AIDS sebanyak 1.238.
Rohana menyatakan, riset ini untuk mengetahui sejauh mana pemahaman masyarakat tentang masalah HIV/AIDS, khususnya di kalangan stakeholder dan ma syarakat di Jakarta.
Menurutnya, hasil riset dengan pendekatan ilmu kesejahteraan sosial menunjukkan, secara umum pemahaman responden ten tang HIV dan AIDS baik da lam hal pengertian, cara penula­ran, cara pencegahan, dan ciri se seorang yang terinfeksi HIV dan AIDS sudah baik, yaitu men­capai 84 persen.
“Pada akhir Desember 2010 lalu, KPAP DKI bekerja sama dengan tim ahli Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI melakukan rapid assessment yang mengukur efektivitas prog­ram pencegahan melalui KIE (komunikasi, informasi dan edu kasi) di DKI Jakarta,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, jum lah kasus AIDS di Jakarta meng alami peningkatan hingga 100 persen. Dari hasil riset Seksi Sur veilans Dinas Kesehatan Pro vinsi DKI Jakarta per November 2010, jumlah kasus AIDS men capai 1.380 kasus dengan 278 kasus ke matian. Padahal pada 2009, jum lah kasus AIDS Ja karta hanya 603 kasus dengan 175 ka sus kematian.
Dari sejumlah wilayah di DKI Jakarta, Jakarta Pusat terdapat 358 kasus, dengan 218 kasus HIV dan 140 kasus AIDS. Jakarta Uta ra sebanyak 303 kasus, dengan 160 kasus HIV dan 143 kasus AIDS. Jakarta Barat sebanyak 347 kasus, dengan 216 kasus HIV dan 131 kasus AIDS.
Kemudian Jakarta Selatan se banyak 372 kasus, dengan 177 ka sus HIV dan 195 kasus AIDS. Ja­karta Timur sebanyak 501 ka sus, dengan 217 kasus HIV dan 501 kasus AIDS. [RM]