Sebuah bom dilaporkan meledak di di bandara tersibuk di Moskow pada hari Senin (24/1) kemarin, menewaskan 31 orang dan melukai sekitar 130 lainnya, demikian kata para pejabat Departemen Kesehatan.
Kantor berita RIA Novosti, mengutip sumber-sumber para penegak hukum, mengatakan ledakan bom di Bandara Domodedovo itu mungkin disebabkan oleh seorang pembom bunuh diri.
Polisi Moskow dalam siaga tinggi dan segera meningkatkan patroli termasuk sistem kereta bawah tanah.
Mark Green, seorang penumpang British Airways yang baru saja tiba di bandara, kepada televisi BBC mengatakan bahwa ia mendengar ledakan besar sesaat setelah ia meninggalkan terminal.
"Secara harfiah, itu mengagetkan Anda," katanya. "Saat kami menyimpan tas di mobil, orang-orang berlari keluar dari terminal, beberapa di antaranya berlumuran darah."
"Seorang pria robek pahanya sampai lutut dan berlumuran darah," tambahnya.
Green mengatakan ribuan orang berada di terminal itu pada saat ledakan.
Domodedovo umumnya dianggap sebagai bandara paling up-to-date di Moskow, tetapi prosedur keamanannya masih dipertanyakan.
Pada tahun 2004, dua pembom bunuh diri bisa naik pesawat di Domodedovo dengan membeli tiket ilegal dari petugas bandara. Para pembom itu meledakkan diri di udara, menewaskan 90 orang di atas kapal dua penerbangan.
Dibangun pada tahun 1964, Domodedovo terletak 26 mil (42 kilometer) dari Moskow dan merupakan yang terbesar dari tiga bandara utama yang melayani ibukota Rusia itu, dan melayani lebih dari 22 juta orang tahun lalu.
Sebelumnya, Moskow juga diguncang dengan bom di kereta bawah tanah Maret lalu dan menewaskan 39 orang dan melukai lebih dari 60 orang. Belum diketahui dengan jelas siapa pelakunya, namun seperti biasa dikatakan pekerjaan teroris. (sa/aby)
Post a Comment