Seperti Orang Mabuk: Demokrasi Dianggap Jalan Terbaik Sekalipun Telah Tampak Kerusakannya!
Syabab.Com - Sekalipun telah tampak kerusakan-kerusakannya, sistem demokrasi ternyata masih juga dianggap sebagai jalan terbaik bagi negeri ini. Wapres Boediono menyatakan, jalan terbaik bagi bangsa Indonesia ke depan adalah melanjutkan dan memperkuat sistem demokrasi yang telah dipilih sejak 12 tahun lalu. Menurutnya, mencoba-coba lagi sistem lain sangat berisiko, di antaranya, bisa menimbulkan gejolak dan biaya sosial yang terlalu besar. Saran Wapres, lebih baik sistem yang ada terus diperbaiki kekurangan-kekurangan dan kelemahannya.
Hal itu disampaikan oleh Wapres Boediono saat memberikan kuliah umum di hadapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta, Kamis (23/12/2010). Dalam acara itu hadir Rektor UIN Komaruddin Hidayat dan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Bachtiar Effendi beserta jajaran guru besar dan dosen UIN lainnya.
"Hari ini, saya ingin membahas bersama konsolidasi demokrasi kita. Saya gunakan istilah konsolidasi karena menurut hemat saya, jalan yang terbaik bagi kita ke depan ini adalah melanjutkan dan memperkuat sistem demokrasi yang telah kita pilih sejak dua belas tahun yang lampau," ujarnya.
Dikatakan Wapres Boediono, dengan mencoba-coba lagi sistem lain sangat berisiko menimbulkan gejolak dan biaya sosial yang terlalu besar bagi bangsa ini, seperti yang telah terjadi dalam setiap perubahan sistem politik seperti yang pernah kita alami sejak kemerdekaan lalu. Lebih baik sistem yang ada terus kita perbaiki kekurangan-kekurangannya.
Kerusakan demokrasi sebenarnya telah tampak jelas. Sistem yang menyerahkan pembuatan aturan kepada manusia ini telah menggiring umat menjauh dari syariah yang berasal dari Sang Pencipta, Tuhan Yang Mahatahu. Akibat pengabaian terhadap syariah tersebut, semakin jelas berbagai prahara dan bencana menimpa negeri ini.
Sistem demokrasi merupakan sistem yang semu, tak pernah ada dalam realitas kehidupan. Sistem yang menyebutkan pemerintahan dari rakyat tersebut, pada kenyataannya, hanya untuk kepentingan para kapitalis. Lihat saja, ketika rakyat mengingkan solusi syariah dalam penanganan sumber energi seperti BBM gratis, malah sebaliknya.
Banyak UU yang dihasilkan tidak lagi berpihak kepada rakyat, melainkan kepara para pemilik modal termasuk asing. Realitas negeri ini akibat penerapan sistem demokrasi yang berasal dari ide sekulerisme telah membawa kesangsaraan.
Demikian juga kerusakan sistem sosial seperti meningkatnya perzinaan termasuk di kalangan remaja merupakan buah dari demokrasi. Korupsi yang tiada henti, kejahatan dan pembunuhan hampir setiap hari, biaya pendidikan yang mahal, kesenjangan sosial yang tinggi hingga perusakkan moral generasi terus terjadi akibat demokrasi.
Namun, disayangkan demokrasi yang telah jelas kerusakkanya itu masih juga diharapkan. Seperti dinyatakan oleh Hizbut Tahrir Indonesia dalam komentar politiknya, "Penguasa yang tercelup dengan tsaqofah barat akan tampak seperti orang mabuk, tidak lagi menyadari cacat dan gagalnya sistem demokrasi yang sudah 60 tahun lebih diadopsi."
"Bagi orang mukmin pilihan yang shahih adalah Islam, bukan demokrasi yang ilusif dan manipulatif," tegasnya. [m/kmps/syabab.com]

Post a Comment