Merapi Meletus, Mentawai Gempa Lagi, Manusia pun Masih juga Congkak terhadap Aturan-Nya

Syabab.Com
- Peringatan Allah, Sang Pencipta Alam Raya, atas manusia belum juga berhenti memperingatkan manusia agar segera kembali kepada jalan-Nya. Malam ini, Gunung Merapi kembali meletus, gempa kembali mengguncang Mentawai. Sementara, kebanyakan manusia masih juga terlelap dalam kemaksiyatan, termasuk yang menimpa generasi mudanya. Semua kekuasaan Allah Swt. tersebut masih juga diabaikan manusia sebagai sebuah peringatan dari-Nya.
Merapi kembali meletus pada pukul 00.40 WIB, Sabtu, 30/10/2010, membuat warga di sekitar lereng Merapi panik. Nyaris Yogyakarta diguyur hujan abu pekat semamalam ini.

Warga di Selo, Boyolali bisa melihat lava berwarna kemerahan mengalir dari puncak gunung tersebut. Mereka pun panik mencari keluarga mereka yang masih berada di sekitar lereng Merapi.

"Lava turun tidak ke satu arah tapi menyebar. Kebetulan saya lihat dengan jelas karena saya berada di desa paling atas," jelas dia.

Di Kaliurang, Sleman, hujan abu pekat mengguyur hingga sejauh 20 Km dari puncak Merapi. Awalnya hujan abu bercampur pasir turun dengan deras, sempat pula turun bersama air. Pada pukul 02.00, di beberapa titik, abu bercampur pasir menutupi jalan setinggi setengah cm.

Sementara itu, sebuah gempa berkekuatan 5,1 skala richter kembali mengguncang Mentawai. Lokasi gempa berada di 108 Km Barat Daya Pagai Selatan, Mentawai, Sumbar. Berdasarkan informasi dari situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi pukul 01.05 WIB, Sabtu (30/10/2010).

Sebelumnya, Mentawai dilanda gelombang tsunami tanggal 26/10 lalu. Tsunami ini meluluhlantakan beberapa daerah hingga rata dengan tanah. Berdasarkan data terakhir dari Posko BPBD, pukul 20.30 WIB, Jumat (29/10), tercatat 413 orang meninggal, dan 298 hilang. 270 Orang luka berat, 162  luka ringan dan 12.935 orang terpaksa mengungsi.


Korban akibat dahsyatnya gunung Merapi meletus
Peringatan dari Allah Swt. ini belum juga membuat jera sebagian manusia yang masih bergelimang dalam kecongkakannya terhadap Sang Pencipta Alam Semesta, Allah Swt. Buktinya, kemaksiyatan terus merajalela.

Beberapa media mengabarkan, pergaulan bebas atau perzinaan di kalangan anak muda pun semakin meningkat. Semua diawali ketika mereka mencampakkan Islam sebagai sebuah sistem yang khas.
Hasil survai yang dilakukan oleh Komnas Perlindungan Anak, sebanyak 21,2 persen remaja di Indonesia mengaku pernah melakukan aborsi, akibat hubungan di luar nikah dengan teman dekatnya. Dalam survai itu juga disebutkan sebanyak 62, 7 persen remaja SMP sudah tidak perawan lagi.
Para wanita Muslim yang mengumbar aurat pun semakin menjadi-jadi, baik atas nama kesenangan, hiburan termasuk olahraga dan pendidikan. Nyaris, sistem sekularisme yang diterapkan di negeri ini tak mampu menyelamatkan generasi masa depan.
Yang mendominasi manusia hari ini bukan Islam, tetapi hiburan dan kesenangan dunia yang semu. Konser musik yang disponsori oleh para kapitalis yang di dalamnya terdapat kemaksiyatan terus disajikan menjadikannya ritual baru bagi sebagian anak negeri ini. Sementara, kajian-kajian Islam ditinggalkan menjadikan mereka bebas berbuat apa saja.
Kemaksiyatan yang terbesar adalah ketika negeri ini mencampakkan aturan dari Sang Pencipta. Bukannya diterapkan, aturan Islam seringkali dilecehkan dan disepelekan, terutama dalam tatanan kemasyarakatan. Seringkali, para penguasa mengeluarkan kebijakan yang alih-alih menyelesaikan masalah, malah kerap bertentangan dengan syariah.
Maka, sudah sepantasnyalah, Allah Swt. memberikan peringatan kepada umat manusia di negeri ini untuk segera kembali kepada sistem aturan-Nya. Namun, berapa banyak diantara mereka yang berfikir?
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunnya pada harikiamat dalam keadaan buta.” (Thaahaa: 124).
Sudah saatnya, kaum Muslim kembali kepada tatanan syariah sehingga Allah Swt. akan menurunkan keberkahan. Insya Allah hal itu akan nyata, ketika kaum Muslim di seluruh dunia menerapkannya di bawah naungan Khilafah Islamiyyah. Tidak akan lama lagi! [m/dtk/syabab.com]